Minggu, 08 Februari 2015

Drama Bahasa Indonesia

Anakku Yang Malang

Suatu ketika Bu Desi sedang jalan-jalan ke sebuah mall barsama anaknya Ila, anaknya.
Bu Desi : Aduh, bajunya ini bagus banget, tapi sayang banget harganya mahal.
Ila          : Ma, ma aku terus kapan dibeliin?
Bu Desi : Aduh, iya bentar, mama mau pilih-pilih baju buat reunian besok, kamu sabar dong? Ah!
Ila          : Beliin ya ma, ya?
(ketika Ila berkata seperti itu, Bu Desi merengut dan melirik ke arah anaknya)
Ketika Bu Desi memilih-milih baju, tiba-tiba dia ingat ada janji dengan temannya di suatu tempat di mall itu.
Bu Desi : Oh iya! Eh dik, mama ada janji sama temen mama dimall ini, mama harus cari dia. Kamu tunggu disini ya!
Ila          : Jangan lama-lama ya ma?
Bu Desi : Iya, iya. Ingat! Tunggu disini, jangan kemana-mana, ok?
Ila          : Ok ma, dadah ma!
Bu Desi : Dadah!
Setelah bu Desi meninggalkan anaknya, tiba-tiba Andi si penculik datang dan mendekati Ila.
Andi      : Lho dek, kamu sendirian?
Ila          : Iya om, nggak liat apa?
Andi      : Ayo ikut om!
Ila          : Aaa, gak mau. Aku suruh nunggu mama disini.
Andi      : Ini ada permen, nanti om anterin pulang.
Ila          : Mau dong permennya!
Andi      : Nih!
Ila          : Makasih om, tapi kok susah banget ya bukanya? Om bisa bukain gak?
Andi      : Ini anak ada-ada aja!(sambil membuka permennya) Nih, udah om bukain.
Ila          : Hehe, makasih lagi om.
Andi      : Udah, yuk om anterin pulang!(sambil menarik baju Ila)
Ila          : Aaaaa, gak mau, gak mau!!(sambil mencoba melepaskan pegangan om Andi)
Setelah berhasil terlepas Ila langsung lari sambil membawa permen yang diberikan oleh Andi. Andi pun tak tinggal diam, dia lalu mengejar Ila. Kejar-kejaran tak terelakkan.
Ila          : Tolong, aku dikejar orang aneh!
Andi      : Hei berhenti!
Ila          : Aaaaaaaa...
Andi berhasil mengejar dan menangkap Ila. Untuk membuat Ila pingsan, ia langsung membekap Ila dengan obat bius supaya Ila pingsan.
Andi     : Aduh, baru kali ini gue nyulik anak kecil susahnya minta ampun.(sambil menyeret Ila)
Tak lama kemudian, Bu Desi datang untuk membawa anaknya. Alangkah terkejutnya ia mengetahui bahwa anaknya sudah tidak ada disana lagi.
Bu Desi : Aduh, anakku mana? Ila, Ila?(mamanggil anaknya dengan panik)
Seorang petugas toko yang melihat penculikan Ila langsung datang mengampiri Bu Desi.
Amel     : Bu? Anda ibunya anak kecil yang berkacamata disini ya?
Bu Desi : Ya benar. Anda tahu dimana anak saya?
Amel     : Maaf kalau berita ini mengejutkan ibu, tapi dia kelihatannya diculik oleh pelaku yang sedang buron.
Bu Desi : Apa?! Ila, bagaimana bisa?(sambil menangis)
Amel     : Entahlah saya tidak begitu dengar pembicaraan mereka. Tapi yang jelas, anak itu sempat   melarikan diri namun tertangkap oleh pelakunya.
Bu Desi : Ila, kuharap kau selamat.
Amel     : Sebaiknya kita sekarang segera menghubungi polisi!
Bu Desi : Baiklah!
Setelah Bu Desi dan Amel menghubungi polisi, 2 orang polisi langsung datang dan menghampiri mereka. Dua orang polisi itu adalah opsir Ahmad dan opsir Sato.
Sato       : Apa yang terjadi?
Amel     : Begini, ibu ini anaknya diculik oleh penjahat yang sedang buron itu.
Sato       : Eh, anda siapa?
Amel     : Saya adalah penjaga toko ini dan saya melihat peristiwa penculikan korban.
Ahmad  : Apa? Bagaimana wajah pelaku penculikannya?
Amel     : Karena takut terjadi apa-apa pada adik kecil itu, aku memotret pelaku secara sembunyi-sembunyi. Ini dia fotonya!
Sato       : Orang ini! Tak kusangka dia akan berbuat senekat ini.
Ahmad  : Dia kan pelaku yang sedang buron? Bagaimana ciri-ciri korban?
Bu Desi : Dia memakai kacamata dan rambut dikuncir dua menggunakan pita membawa boneka pinknya.
Setelah percakapan tersebut, tiba-tiba hp bu Desi berdering. Para polisi menduga bahwa itu adalah telepon dari penculiknya.
Sato       : Ketika kamu berbicara, tolong semuanya diam. Juga tolong keraskan volume dari suara pelaku. Baiklah sekarang angkat!
Andi      : Halo, apa benar ini adalah nomernya bu Desi?
Bu Desi : Ya benar ini saya sendiri, ini siapa ya?
Andi      : Hahaha, saya adalah orang yang menculik anak ibu.
Bu Desi : Apa! Beraninya kau menculik anakku! Lepaskan dia atau aku akan lapor polisi.
Andi      : Eitts, tunggu dulu. Jika ibu mau melaporkan saya kepada polisi, nyawa anak ibu taruhannya.
Bu Desi : Hah?! Lalu apa yang kau mau?
Andi      : Fufufu, kau harus membaya uang tebusan supaya anakmu selamat.
Bu Desi : Berapa yang kau mau?
Andi      : Hmm, sediakan uang 100 juta, lalu letakkan uang itu di tempat parkir mall itu.
Bu Desi : Apa? Kau gila? Mana mungkin langsung bisa kusediakan uang 100 juta?
Andi      : Baiklah terserah ibu, tapi kutunggu pergi ke tempat parkir sendirian sambil membawa uangnya nanti sore jam 4.
Bu Desi : Hei tunggu!(tak ada respon) Sial sudah dimatikan!
Amel     : Apa ibu sungguh-sungguh ingin melakukan tuntutan pelaku?
Bu Desi : Entahlah, tapi apa yang bisa kulakukan untuk mengambil anakku?
Sato       : Serahkan kasus ini kepada kami.
Bu Desi : Tolong selamatkan anakku.
Ahmad  : Baiklah kami sebagai pihak dari kepolisian akan segera mengusut kasus ini.
Bu Desi : Terimakasih banyak.
Tak beberapa lama setelah kasus itu Sato mendapat kabar tentang pelakunya.
Sato       : Menurut kabar dari kepolisian pusat, pelaku saat ini bersembunyi di sebuah rumah kosong di dekat sungai Brantas.
Ahmad   : Apa kita harus segera kesana?
Sato       : Tunggu, jangan bertindak gegabah! Kalau kita kesana sekarang juga maka nyawa korban akan melayang sia-sia.
Ahmad  : Benar juga prioritas kita sekarang kan si korban.
Sato       : Nah, itu tau. Kita tunggu sampai pelaku meninggalkan tempat persembunyiannya. Lalu kita kasih alat penyadap di dekat situ dengan begitu kita dapat dengan mudah masuk ke dalam.
Ahmad  : Baiklah, berarti kita sekarang hanya tinggal menunggu laporan dari markas pusat.
Setelah menerima laporan, Sato dan Ahmad langsung bergegas.
Bu Desi : Tunggu! Bolehkah aku ikut bersama kalian?
Amel     : Aku juga.
Sato dan Ahmad : Tak masalah.
Setelah sampai dilokasi tersebut Sato dan Ahmad langsung masuk untuk menemukan korban sementara itu bu Desi dan Amel menunggu di luar rumah kosong itu. Tapi, sayang sekali, korban masih belum ditemukan.
Ahmad   : Mana korbannya?
Sato        : Kelihatannya korban belum ada disini, baiklah kita lakukan seperti yang aku katakan tadi. Kamu pasang alat penyadap sedangkan aku akan memeriksa ruangan ini.
Ahmad    : Ok!
Ahmad selesai memasang alat penyadap. Begitu pun Sato dengan pencariannya, dia menemukan bukti penting dari lokasi tersebut.
Ahmad    : Apa yang kau temukan?
Sato        : Aku menemukan sebuah permen yang belum terbuka.
Ahmad    : Mungkin itu milik si korban.
Sato        : Kemungkinan besar sih, tapi lebih baik kita segera kembali dan bertanya kepada saksi.
Mereka berdua pun segera kembali dan langsung bertanya kepada saksi.
Sato         : Apa benar korban memiliki barang ini?
Amel      : Oh iya, itu benar, maaf aku tidak bilang dari tadi.
Ahmad   : Berarti korban tadinya memang disembunyikan disini.
Sato        : Ya. Baiklah kita tunggu kira-kira 500 meter dari sini, ketika ada tanda seseorang memasuki rumah ini maka kita langsung kesini.
Ahmad    : Bagus, tinggal sedikit lagi korban dapat selamat.
Setelah itu mereka berempat langsung pergi meninggalkan rumah kosong  itu. Setelah mereka berempat sudah sampai di tempat yang sudah ditentukan Sato, si penculik dan korban datang memasuki rumah kosong itu.
Andi       : Hmm, sebentar lagi jam 4, aku harus buru-buru.
Dilain tempat, Sato dan Ahmad sedang menunggu reaksi dari alat penyadap tersebut.
Ahmad    : Ah! Ada reaksi dari alat penyadap!
Sato        : Benarkah?
Ahmad    : Ya, barusan terdengar seperti suara seseorang dalam rumah kosong itu.
Sato         : Baiklah ayo kita kesana!
Ahmad    : Ayo!
Mereka berempat pun kembali ke rumah kosong itu. Setelah sampai, Ahmad dan Sato pun langsung masuk, sementara itu bu Desi dan Amel menunggu di luar rumah itu. Ahmad dan Sato pun kaget karena menemukan korban bersama dengan si pelaku.
Ahmad    : Jangan bergerak!
Sato         : Ini polisi!
Andi        : Hah polisi! Jadi ibu itu mengirim polisi untuk menyelidiki ini ya? Tapi 2 orang polisi tanpa senjata sangat mudah bagiku untuk melumpuhkan mereka.
Sato        : Jangan bercanda, hanya aku saja sudah cukup untuk melumpuhkanmu.
Ahmad   : Kau kira markas pusat begitu ceroboh mengirim pasukannya untuk menyerbu, tanpa menggunakan senjata akan tetapi tidak punya keahlian beladiri?
Andi      : Masalah beladiri kau tidak mungkin menang melawanku!
Setelah itu Sato dan Ahmad berdiskusi sebentar dan mereka langsung menemukan strategi. Sato sebagai umpan langsung maju dan menuju ke arah korban, sementara itu Ahmad akan menangkap si pelaku.
Sato      : Rasakan ini (sambil berlari ke arah korban, tapi pelaku menghadang dan Sato pun menangkis dan mengarahkan pelaku tepat ke arah Ahmad)
Andi     : Waaa...
Ahmad : Terima ini!(ditangkis Andi)
Sementara Ahmad dan Andi bertarung, Sato langsung melepaskan tali yang mengikat tangan korban dan juga melepaskan kain yang membekap mulut korban. Sato langsung membawa lari korban keluar dari lokasi tersebut.
Ahmad  : Serangan terakhir.(mengarahkan pukulan ke perut korban)
Andi      : Aduhhh...(sambil memegangi perutnya)
Ahmad   : Haha...(mengikat tangan korban)
Andi       : Apa yang kau lakukan?
Ahmad   : Ikut aku!(sambil menarik pelaku)
Andi       : Hoiiii!                                                                                                           
Ila          : Ahh, aku takut. Tapi keren juga. Hehe
Ahmad langsung menghampiri Sato dan korban sambil membawa si pelaku.
Sato       : Setelah ini kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu.
Andi      : Hhhhhh, sial, baru kali ini aku gagal.
Setelah itu Bu Desi dan Amel langsung menghampiri Ila.
Ila          : Mamaaaaa...(sambil menangis)
Bu Desi : Ilaaaaaaaa...(berlari lalu memeluk Ila sambil menangis juga) Maafkan mama, tadi waktu di mall mama meninggalkanmu sendirian.
Ila         : Mama ayo kembali ke mall lagi!(sambil menghapus air matanya dan melepaskan pelukan mamanya)
Bu Desi : Hah, mau apa?
Ila          : Hehe, tadi kan mama belum sempat beliin baju buat aku.
Bu Desi : Setelah kejadian ini kau masih sempat-sempatnya minta dibeliin baju baru.
Ila          : Namanya aja anak kecil.
Sato menyahut
Sato       : Maaf aku menyahut, tapi bisakah kita segera kembali? Aku dan Ahmad harus membawa pelaku ke kantor polisi.
Bu Desi : Ah, baiklah, ayo dik!
Ila          : Iya Ma!
Bu Desi : Dik, kamu harus bilang terimakasih pada kak Amel dan para polisi itu.
Ila          : Terimakasih banyak kak Amel, dan juga om,tante polisi.
Amel     : Iya dik sama-sama, oh iya ini boneka dan permenmu.                                                                                   
Ila         : Makasih.
Sato      : Itu memang tugas polisi untuk mengayomi masyarakat.
Setelah itu Ahmad langsung memasukkan Andi ke dalam mobil polisi.
Ahmad : Masuk!
Andi     : Iya, iya!
Setelah itu si penculik berhasil tertangkap dan si korban kembali ke dekapan ibunya tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar